Kamis, 30 Agustus 2018

Budidaya Terong Untuk Pemula




Budidaya Terong – Budidaya terong menggunakan pupuk organik NASA dari PT. Natural Nusantara telah teruji dapat menghasilkan produktivitas terong yang maksimal. Selain bermanfaat untuk pertumbuhan tanaman, pupuk organik NASA juga bermanfaat untuk menjaga kelestarian lingkungan dengan cara tetap menjaga kesuburan tanah.

Prospek budidaya tanaman terong sangat baik ke depannya jika dikelola dengan intensif dan dikoemrsialkan untuk skala Agrobisnis. Pada saat ini, budidaya tanaman terong hanya dilakukan sebagai usaha sampingan oleh para petani, padahal jika dikelola dengan baik dan intensif dapat mendatangkan keuntungan yang besar, karena sayuran terong juga memiliki permintaan yang cukup tinggi di pasar. PT. Natural Nusantara berupaya membantu para petani dalam memberikan panduan teknik budidaya terong yang benar, melalui dukungan Teknologi NASA supaya dapat tercapai hasil panen terong yang tinggi mencakup aspek K-3 yaitu Kuantitas, Kualitas dan Kelestarian lingkungan.

Syarat Tumbuh Tanaman Terong

  • Dataran rendah hingga dataran tinggi
  • Suhu lingkungan sekitar 22-30ÂșC
  • Tanah lempung berapsir dan subur. Yang kaya akan bahan organik
  • Memiliki aerasi dan sistem drainase yang baik
  • pH tanah berkisar antara 6,8 – 7,3
  • Lokasi lahan harus terkena sinar matahari yang cukup, tanaman terong juga cocok untuk ditanam pada musim kemarau

Teknik Budidaya Terong Teknologi NASA


  1. Pembibitan

  • Benih direndam selama 10-15 menit dalam campuran air hangat suam-suam kuku dan POC NASA(dengan dosis 2 cc per 1 liter air).
  • Benih yang sudah direndam lalu dibungkus pada kain basah selama 24 jam hingga berkecambah, untuk proses pemeraman.
  • Tebarkan benih ke atas bedengan persemaian sesuai dengan barisannya. Jarak antar barisan adalah 10-15 cm.
  • Siapkan kompos (pupuk kandang matang) sebanyak 25-30 kg lalu dicampur dengan Natural Glio (1 pak) dan didiamkan selama satu minggu.
  • Masukkan satu per satu benih ke dalam polibag yang telah diisi dengan campuran kompos dan Natural Glio. Perbandingan tanah dengan campuran tersebut adalah 2 : 1.
  • Tutup benih yang telah masuk polibag dengan lapisan tanah tipis.
  • Permukaan benih yang telah disemai ditutup menggunakan daun pisang.
  • Lakukan pengontrolan, kalau-kalau terdapat benih yang terserang hama atau penyakit.
  • Benih siap dipindah tanamkan jika telah berumur 1-1,5 bulan dan telah memiliki 4 helai daun.
  1. Pengolahan Lahan

  • Langkah pertama, lahan dibersihkan dari rumput liar dan gulma.
  • Setelah itu tanag dicangkul atau dibajak sedalam 30-40 cm hingga tanah menjadi gembur.
  • Buat bedengan dengan lebar 100-120 cm dan jarak 40-60 cm. Lalu ratakan permukaan bedengannya.
  • Untuk menstabilkan pH tanah, dilakukan pengapuran dengan menebarkan dolomit.
  • Tebarkan kompos (pupuk kandang matang) sebanyak 15-20 ton per 1 ha tanah dicampur hingga merata. Untuk hasil maksimal, tambahkan SUPERNASA sebanyak 10-20 botol per 1 ha tanah. Cara penggunaan SUPERNASA adalah sebagai berikut :
Alternatif 1 : SUPERNASA (1 botol) dicampur 3 liter air untuk kemudian dijadikan sebagai larutan induk. Setiap 200 cc larutan induk dicampur dengan 50 liter air lalu disiramkan ke bedengan.
Alternatif 2 SUPERNASA (1 sdm) dicampur 1 gembor air (10 liter air), lalu siramkan ke bedengan sepanjang 10 meter.
  • Tebarkan campuran Urea dan ZA sebanyak 150 kg ditambah TSP 250 kg untuk 1 hektar tanah. Campurkan pupuk makro tersebut ke tanah secara merata, dan setiap 10 gr dimasukkan ke tiap lubang tanam.
  • Tebarkan Natural Glio (1-2 sachet) yang telah dicampur pupuk kandang sebanyak 25-50 kg secara merata ke bedengan atau lubang tanam.
  • Bedengan kemudian didiamkan selama satu minggu sebelum penanaman.
  • Pembuatan jarak lubang tanam sekitar 60×70 cm.
  1. Penanaman Terong

  • Terong sebaiknya ditanam pada musim kering atau musim kemarau.
  • Gunakan bibit terong yang sehat, normal dan tumbuh subur.
  • Bibit ditanam dengan posisi tegak. Tanah di sekitar bibit dipadatkan dan disiram menggunakan air hingga cukup basah.

  1. Pengairan

  • Pengairan dilakukan secara rutin terutama saat awal penanaman dan saat cuaca kering.
  • Pemberian air ke tanaman dapat menggunakan gembor penyiram atau dengan cara digenangi.
  1. Penyulaman

  • Dilakukan terhadap bibit yang mati, pertumbuhannya tidak normal, atau terserang penyakit.
  • Penyulaman dilakukan saat tanaman berumur maksimal 15 hari.
  1. Pengajiran

  • Waktu pengajiran paling baik adalah saat awal-awal penanaman supaya tidak merusak akar tanaman.
  • Ajir dapat dibuat dari batang bambu, dibuat dengan tinggi 80-100 cm dan lebar 2-4 cm.
  • Pasang ajir secara sendiri-sendiri (individu) di dekat batang tanaman.
  • Ikat batang atau cabang tanaman pada ajir bambu.
  1. Penyiangan

  • Lakukan penyiangan terhadap gulma dan rumput-rumputan liar yang tumbuh pada sekitar tanaman karena dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.
  • Penyiangan dilakukan ketika tanaman berumur 15 hari dan 70 hari setelah ditanam.
  1. Pemupukan


  • Aturan pemberian pupuk disesuaikan dengan jenis tanahnya, varietas tanah dan kondisi wilayah budidaya. Berikut tabel pemupukan yang dapat digunakan sebagai penduan saat pemberian pupuk :
Dosis Pemupukan Susukan (Kg per Ha)
Jenis Pupuk
15 Hari25 Hari25 Hari
45 Hari
Urea
75 Kg75 Kg75 Kg75 Kg
SP-3650 Kg
KCL
75 Kg100 Kg
75 Kg
  • Pupuk diletakkan sekitar 20 cm dari tanaman sebanyak 10 gr dari campuran pupuk setiap tanaman secara tunggal atau setiap larikan tutup kembali dengan tanah kemudian siram. Atau dapat dikocorkan dengan pupuk sekitar 3,5 gr per liter air, siramkan sebanyak 250 cc tiap tanaman.
  • Kemudian lakukan penyemprotan menggunakan POC NASA (3-4 tutup botol) ditambah HORMONIK (1 tutup botol) per tangki setiap 1-2 minggu sekali secara teratur.
  1. Perampelan / Pemangkasan

Tunas liar yang tumbuh dari ketiak daun pertama sampai bunga pertama harus dipangkas, supaya tunas baru dapat segera tumbuh dan lebih produktif.

Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Terong


  1. Hama


  • Kumbang Daun (Epilachna spp.)
Ciri jika tanaman terserang hama kumbang daun adalah terdapat bekas gigitan di permukaan daun bagian bawah. Jika kumbang daun menyerang hebat, dapat merusak seluruh jaringan daun dan hanya akan tersisa tulang daunnya saja. Pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan mengumpulkan seluruh kumbang untuk dimusnahkan. Dapat dilakukan pencegahan dengan menggunakan Natural BVR atau PESTONA yang ditambah dengan Aero-810, dan disemprotkan dengan interval 1-2 minggu sekali (secara rutin).
  • Kutu Daun (Aphis spp.)
Kutu daun akan menghisap cairan sel di dalam daun, terutama daun muda dan pucuk tanaman. Hama kutu daun dapat menyebabkan pertumbuhan daun tidak normal, daun menggulung, keriting dan keriput. Pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman. Untuk pencegahannya dapat menggunakan Natural BVR atau PESTONA yang dicampur dengan Aero-810, untuk penyemprotan setiap 1-2 minggu sekali secara rutin.
  • Tungau (Tetranychus spp.)
Hama tungau menyerang dengan cara menghisap cairan sel pada tanaman yang menyebabkan timbulnya bintik-bintik merah hingga coklat atau hitam di permukaan daun, baik bagian atas atau bawah. Pengendalian yang dapat dilakukan adalah mengatur waktu penanaman dan pergiliran tanaman. Untuk pencegahannya dapat menggunakan Natural PENTANA atau PESTONA yang dicampur AERO-810, dan disemprotkan setiap 1-2 minggu sekali secara rutin.
  • Ulat Tanah (Agrotis ipsilon Hufn)
Ulat tanah aktif pada sore dan malam hari. Hama ini akan menyerang dengan cara memotong bagian titik tumbuh tanaman muda, yang menyebabkan tanaman terkulai dan roboh. Pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan mengumpulkan ulat tanah yang ditemukan untuk kemudian dimusnahkan. Lalu lakukan penyemprotan menggunakan Natural PENTANA atau PESTONA yang ditambah Aero-810, disemprotkan setiap 1-2 minggu sekali secara rutin.
  • Ulat Grayak (Spodoptera litura F.)
Hama ini merusak dengan cara memakan tanaman hingga berlubang-lubang. Pengendalian yang dapat dilakukan yaitu dengan mengatur waktu penanaman dan pergiliran tanaman. Lakukan penyemprotan menggunakan Natural VITURA.
  • Ulat Buah (Helicoverpa armigera Hubn.)
Hama ulat buah menyerang bagian buah dengan cara menggigit dan membuat lubang sehingga pertumbuhan buah tidak normal dan membusuk. Pengendalian dengan cara membuang buah yang terserang hama, mengatur waktu penanaman dan pergiliran tanaman, sanitasi lingkungan kebun dengan teratur, penyemprotan menggunakan Natural PENTANA atau PESTONA yang dicampur dengan AERO-810, semprotkan setiap 1-2 minggu sekali secara rutin.
  1. Penyakit

  • Layu Bakteri
Disebabkan oleh bakteri Pseudomonas Solanacearum. Bakteri tersebut dapat hidup lama di dalam tanah. Bakteri akan menyerang lebih parah pada suhu yang tinggi. ciri tanaman yang terserang penyakit ini adalah seluruh tanaman akan layu secara mendadak.
  • Busuk Buah
Disebabkan oleh jamur Phytophthora sp., Phomopsis vexans, Phytium sp. Ciri tanaman yang terserang penyakit ini adalah terdapat bercak coklat agak basah pada buah dan menyebabkan buah membusuk.
  • Bercak Daun
Disebabkan oleh jamur Cercaspora sp, Alternaria solani, Botratys cinerea. Ciri tanaman yang terserang penyakit ini adalah terdapat bercak berwarna abu-abu kecoklatan hingga hitam pada daun.
  • Antraknose
Disebabkan oleh jamur Gloesporium melongena. Ciri tanaman yang terserang penyakit ini adalah terdapat bercak melekuk bulat pada buah yang kemudian menyebar dengan warna coklat dan bintik-bintik hitam.
  • Busuk Leher Akar
Disebabkan oleh Sclerotium rolfsii. Ciri tanaman yang terserang penyakit ini adalah batang membusuk dan berwarna coklat.
  • Rebah Semai
Disebabkan oleh jamur Rhizactonia solani dan Phytium spp. Ciri tanaman yang terserang penyakit ini adalah batang bibit yang masih muda terlihat basah kemudian mengkerut lalu roboh dan mati.
Penyakit yang menyerang tanaman terong dapat dikendalikan dengan cara menggunakan bibit jenis tahan penyakit saat mulai awal budidaya, mengatur jarak tanam dan pergiliran tanaman, memperbaiki drainase lahan, mengatur kelembaban dan kondisi tanah, pemusnahan tanaman yang berpenyakit, dan merendam bibit sebelum ditanam menggunakan POC NASA (2 cc per 1 liter air) ditambah dengan Natural Glio (1 gram per 1 liter air). untuk pencegahan terhadap penyakit dapat menggunakan Natural Glio yang dicampur dengan pupuk kandang dan disebarkan pada lubang tanam sebelum proses penanaman.
Bagikan informasi tentang Budidaya Terong Teknologi NASA kepada teman atau kerabat Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar