Selasa, 11 Desember 2018

Teknis Budidaya Tanaman Kubis/Kol




PT. Natural Nusantara sebagai perusahaan yang perduli terhadap permasalahan pertanian dan kelestarian lingkungan berupaya membantu petani dalam peningkatan produksi secara kuantitas dan kualitas serta memelihara kelestarian lingkungan (3-K). Sehingga petani mampu bersaing di era pasar bebas.

  • Tanaman dapat ditanam sepanjang tahun.
  • Tumbuh dan berproduksi dengan baik pada ketinggian 800 m dpl ke atas. curah hujan cukup dan teperatur udara 15ͦ - 20ͦ C.
  • Jenis tanah yang dikehendaki gembur, bertekstur ringan atau sedang serta pH 6-6,5.
  • Bersihkan gulma dan sisa-sisa tanaman untuk menekan serangan penyakit terbawa tanah seperti akar bengkak , busuk lunak, rebah semai, dll. dengan cara dicabut dan dikumpulkan lalu dibakar atau bisa dijadikan kompos.
  • Jangan menanam tanaman kubis-kubisan secara terus menerus dan lakukan pergiliran tanaman.
  • Gunakan pupuk organik (SUPERNASA), khususnya dimusim kemarau untuk meningkatkan efesiensi penggunaan air.
  • Lahan dicangkul dan dibajak sedalam 20-30 cm.
  • Berikan Dolomit atau CAPTAN kira-kira 2 ton/ha jika pH < 5,5 dengan cara tanah dan kapur diaduk rata dan dibiarkan 2 minggu.
  • Siramkan pupuk SUPERNASA yang telah dicampur air secara merata diatas bedengan dengan dosis ± 1 botol/1000 m2 dengan cara :
Alternatif 1 : 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram beengan.
Alternatif 2 : setiap 1 gembor volume 10 lt diberi 1 peres sendok makan SUPERNASA untuk menyiram 5-10 meter bedengan.
Jika tersedia pupuk kandang dapat diberikan kira-kira 0,25-0,5 kg perlubang tanam.

  • Media persemaian terdiri dari campuran tanah dan pupuk kandang (kompos) halus dengan perbandingan 1 : 1 dan ditambah 100 gr (1 sachet) - Natural GLIO untuk 25 kg pupuk kandang.
  • Benih direndam dalam air hangat + POC NASA dosis 2 cc/lt air selama 0,5-1 jam lalu diangin-anginkan.
  • Sebarkan benih secara merata dan teratur lalu ditutup daun pisang selama 3-4 hari.
  • Semprotkan POC NASA seminggu sekali dengan dosis 3 tutup/tangki.
  • Lakukan penyiraman setiap hari dengan gembor.
  • Persemaian dibuka setiap pagi sampai jam 10.00 dan sore mulai pukul 15.00.
  • Amati bibit kubis yang terserang penyakit tepung berbulu (peronospora parasitica) atau ulat daun pada daun pertama, dipetik dan dibuang daun yang terserang.
1. Jarak tanam
Jarak tanam jarang 70 x 50 cm atau jarak tanam rapat 60 x 50 cm.
2. Bibit
Bibit yang berumuran 3-4 minggu memiliki 4-5 daun siap ditanam.
3. Pemupukan
  • Pupuk dasar diberikan sehari sebelum tanam dengan dosis 250 kg/ha TSP, 50 kg/ha Urea 175 kg/ha ZA dan 100 kg/ha KCL.
  • Pupuk dasar dicampur secara merata lalu diberikan pada lubang tanah yang telah diberi pupuk kandang kemudian ditutup kembali dengan tanah.
4. Cara tanam
  • Buat lubang tanam dengan tugal sesuai jarak tanam.
  • Pilih bibit yang segar dan sehati.
  • Tanam bibit pada lubang tanam.
  • Bila bibit disemai dalam bumbung daun pisang langsung ditanam bersama bumbungnya.
  • Bila bibit disemai pada polybag plastik, keluarkan bibit dari polybag lalu baru ditanam.
  • Bila disemai dalam bedengan ambil bibit beserta tanahnya sekitar 2-3 cm dari batang sedalam 5 cm dengan solet (sistem putaran).
  • Setelah ditanam, siram bibit dengan air sampah basah.
  • Kubis dapat ditumpangsar ikan dengan tomat dengan cara tanam : 2 baris kubus 1 baris tomat.
  • Tomat ditanam 3 atau 4 minggu sebelum kubis.
  • Penyiraman dilakukan tiap hari pada pagi atau sore hari.
  • Pemupukan susulan dilakukan pada umur 28 hari dengan dosis 50 kg/ha Urea. 175 kg/ha ZA dan 100 kg/ha KCL.
  • Penyemprotan POC NASA 3-4 tutup/tangki ditambah HARMONIK 1-2 tutup/tangki dilakukan setiap 1 minggu sekali.
  • Penyiangan (penggemburan dan pembubunan tanah) dilakukan pada umur 2 dan 4 minggu.
  • Perempalan cabang atau tunas-tunas samping dilakukan seawal mungkin supaya pembentukan bunga optimal.
  • Hama yang menyerang pada fase ini antara lain Ulat tanah (Agrotis ipsilon hufn). ulat daun kubis (Plutella xylostella L), ulat krop kubis (Crocidolomia binotalis zell), ulat krop bergaris (Hullula undalis F).
  • Lakukan pengamatan tiap minggu sekali terhadap hama-hama tersebut mulai kubis umur 13 hari. populasi tertinggi terjadi pada awal musim kemarau.
  • Cara pengendalian : kumpulkan dan musnahkan secara mekanik, sanitasi lingkungan.
  • Tanaman muda yang mati karena penyakit rebah kecambah (Rhizoctonia solani kuhn) dicabut kemudian disulam dengan tanaman baru yang sehat. tambahkan Natural GLIO pada lubang tanam.
  • Penyiangan secara manual dengan tangan perlu dilakukan sampai kira-kira satu minggu sebelum panen.
  • Lakukan pengamatan lebih intensif terhadap hama yang merusak berat pada fase ini yaitu : ulat, daun, kubis (P.xylostella) dan ulat krop kubis (C.binotalis). biasanya februari maret.
  • Serangan hama menjelang panen tidak perlu dikendalikan (secara kimia).
  • Kubis dipanen setelah berumur 81-105 hari.
  • Ciri-ciri kubis siap panen bila tepi daun krop terluar pada bagian atas krop sudah melengkung ke luar dan berwarna agak ungu, krop bagian dalam sudah padat.
  • Pada saat panen diikut sertakan dua helai daun hijau untuk melindungi krop.
  • Jangan sampai menjadi memar atau luka.
  • Amati penyakit Busuk Lunak (Erwinia carotovora) dan Busuk Hitam (Xanthomonas camprestris).
  • Daun-daun kubis yang terinfeksi harus dibuang.





http://bit.ly/StockistNASALamongan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar