TEKNIS BUDIDAYA
JAGUNG
dengan teknologi Organik NASA
HAMA & PENYAKIT PADA TANAMAN JAGUNG
- HAMA JAGUNG
Gejala: warna daun menjadi kekuningan, bagian yang terserang mengalami pembusukan dan menjadi layu, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil/mati. Penyebab: lalat bibit (warna lalat abu-abu, warna punggung kuning kehijauan bergaris, warna perut coklat kekuningan, warna telur putih mutiara, dan panjang lalat 3-3,5 mm). Pengendalian: (1) penanaman serentak dan penerapan pergiliran tanaman; (2) tanaman yang terserang segera tercabut dan dimusnahkan; (3) sanitasi kebun; (4) semprot dengan PESTONA.
b. Ulat Pemotong
Gejala: tanaman terpotong beberapa cm diatas permukaan tanah, ditandai dengan bekas gigitan pada batangnya, akibatnya tanaman yang masih muda roboh. Penyebab: beberapa jenisulat pemotong: Agrotis ipsilon; Spodoptera litura, penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis), dan penggerek buah jagung (Helicoverpa armirega). Pengendalian: (1) tanam serentak/pergiliran tanaman; (2) cari dan bunuh ulat-ulat tersebut (biasanya terdapat di dalam tanah); (3) semprot PESTONA, VITURA atau VIREXI.
- PENYAKIT JAGUNG
b. Penyakit bercak daun (Leaf bligh). Penyebab: cendawan Helminthosporium turcicum. Gejala:
daun tampak bercak memanjang dan teratur berwarna kuning dikelilingi warna coklat, bercak berkembang meluasdari ujung daun hingga kepangkal daun, semula bercak tampak basah, kemudian berubah warna menjadi coklat kekuning-kuningan, lalu berubah menjadi coklat tua. Akhirnya seluruh permukaan daun berwarna coklat. Pengendalian: (1) pergiliran tanaman; (2) mengatur kondisi lahan tidak lembab; (3) preventif diawal dengan GLIO
c. penyakit karat (Rust). Penyebab: cendawan puccinia sorghi Schw dan P.polypora Underw. Gejala: pada tanaman dewasa, daun tua terdapat titik-titik noda berwarna merah kecoklatan seperti karat serta terdapat serbuk berwarna kuning kecoklatan, serbuk cendawan ini berkembang dan memanjang. Pengendalian: (1) mengatur kelembaban; (2) menanam varietas tahan terhadadap penyakit; (3) sanitasi kebun; (4) semprot dengan GLIO.
d. Penyakit gosong bengkak (corn smut/boil smut). Penyebab: cendawan Ustilago maydis (DC) Cda, Ustilago zeae (Schw) Ung, Uredo zeae Schw, Uredo maydis DC. Gejala: masuknya cendawan ini ke dalam biji pada tongkol sehingga terjadi pembengkakan dan mengeluarkan kelenjar (gall), pembengkakan ini menyebabkan pembungkus rusak dan spora tersebar. Pengendalian: (1) mengatur kelembaban; (2) memotong bagian tanaman dan dibakar; (3) benih yang akan ditanam dicampur GLIO dan POC NASA.
e. Penyakit Busuk Tongkol dan Busuk Biji. Penyebab: cendawan fusarium atau Gibberella antara lain Gibberella zeae (Schw), Gibberella moniliforme. Gejala: dapat diketahui setelah membuka pembungkus tongkol, biji-biji jagung berwarna merah jambu atau merah kecoklatan kemudian berubah menjadi warna coklat sawo matang. Pengendalian: (1) menanam jagung varietas tahan, pergiliran tanam, mengatur jarak tanam perlakuan benih; (2) GLIO diawal tanam.
Catatan: Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan perekat perata AERO 810, dosis ± 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
- PERSIAPAN LAHAN
Catatan: pada lahan gembur/subur, bisa langsung dibuat lubang tanam(tanpa olah tanah/TOT) |
- Sangat dianjurkan melakukan olah tanah dan pembuatan drainase sebelum penanaman.
- Taburkan DOLOMIT ± 100-200 kg/ha saat pengolahan tanah (sebaiknya ± 1-2 minggu sebelum tanam).
- PERSIAPAN BENIH
- kebutuhan benih jagung = ± 20-30 kg/ha
- Rendam Benih,Rendam dalam larutan POC NASA ± 5 cc / liter selama ± 12 jam
- Tiriskan dan inokulasikan (campurkan) benih dengan Natural GLIO secukupnya.
- PENANAMAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar