Minggu, 21 Januari 2018

TEKNIS BUDIDAYA JAGUNG ORGANIK NASA

TEKNIS BUDIDAYA
JAGUNG
dengan teknologi Organik NASA


HAMA & PENYAKIT PADA TANAMAN JAGUNG
  • HAMA JAGUNG
a. Lalat Bibit (Atherigona exigua stein)
Gejala: warna daun menjadi kekuningan, bagian yang terserang mengalami pembusukan dan menjadi layu, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil/mati. Penyebab: lalat bibit (warna lalat abu-abu, warna punggung kuning kehijauan bergaris, warna perut coklat kekuningan, warna telur putih mutiara, dan panjang lalat 3-3,5 mm). Pengendalian: (1) penanaman serentak dan penerapan pergiliran tanaman; (2) tanaman yang terserang segera tercabut dan dimusnahkan; (3) sanitasi kebun; (4) semprot dengan PESTONA.
b. Ulat Pemotong
Gejala: tanaman terpotong beberapa cm diatas permukaan tanah, ditandai dengan bekas gigitan pada batangnya, akibatnya tanaman yang masih muda roboh. Penyebab: beberapa jenisulat pemotong: Agrotis ipsilon; Spodoptera litura, penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis), dan penggerek buah jagung (Helicoverpa armirega). Pengendalian: (1) tanam serentak/pergiliran tanaman; (2) cari dan bunuh ulat-ulat tersebut (biasanya terdapat di dalam tanah); (3) semprot PESTONA, VITURA atau VIREXI.
  • PENYAKIT JAGUNG
a. Penyakit Bulai (downy mildew). Penyebab: cendawan peronosclerospora maydis dan P. javanica serta P. philippinensis, merajalela pada suhu udara 270 C ke atas serta keadaan udara lembab. Gejala:  (1) umur 2-3 minggu daun runcing, kecil, kaku, pertumbuhan batabg terhambat, warna menguning, sisi bawah daun terdapat lapisan spora cendawan warna putih; (2) umur 3-5 minggu mengalami gangguan pertumbuhan, daun berubah warna dari bagian pangkal daun, tongkolberubah bentuk dan isi; (3) pada tanaman dewasa, terdapat garis-garis kecoklatan pada daun tua. Pengendalian: (1) penanaman menjelang/ awal musim penghujan; (2) pola tanam dan pola pergiliran tanaman, penanaman varietas tahan; (3)cabut tanaman terserang dan musnahkan; (4) preventif diawal tanam dengan GLIO
b. Penyakit bercak daun (Leaf bligh). Penyebab: cendawan Helminthosporium turcicum. Gejala: 
daun tampak bercak memanjang dan teratur berwarna kuning dikelilingi warna coklat, bercak berkembang meluasdari ujung daun hingga kepangkal daun, semula bercak tampak basah, kemudian berubah warna menjadi coklat kekuning-kuningan, lalu berubah menjadi coklat tua. Akhirnya seluruh permukaan daun berwarna coklat. Pengendalian: (1) pergiliran tanaman; (2) mengatur kondisi lahan tidak lembab; (3) preventif diawal dengan GLIO 
c. penyakit karat (Rust). Penyebab: cendawan puccinia sorghi Schw dan P.polypora Underw. Gejala: pada tanaman dewasa, daun tua terdapat titik-titik noda berwarna merah kecoklatan seperti karat serta terdapat serbuk berwarna kuning kecoklatan, serbuk cendawan ini berkembang dan memanjang. Pengendalian: (1) mengatur kelembaban; (2) menanam varietas tahan terhadadap penyakit; (3) sanitasi kebun; (4) semprot dengan GLIO.
d. Penyakit gosong bengkak (corn smut/boil smut). Penyebab: cendawan Ustilago maydis (DC) Cda, Ustilago zeae (Schw) Ung, Uredo zeae Schw, Uredo maydis DC. Gejala: masuknya cendawan ini ke dalam biji pada tongkol sehingga terjadi pembengkakan dan mengeluarkan kelenjar (gall), pembengkakan ini menyebabkan pembungkus rusak dan spora tersebar. Pengendalian: (1) mengatur kelembaban; (2) memotong bagian tanaman dan dibakar; (3) benih yang akan ditanam dicampur GLIO dan POC NASA.
e. Penyakit Busuk Tongkol dan Busuk Biji. Penyebab: cendawan fusarium atau Gibberella antara lain Gibberella zeae (Schw), Gibberella moniliforme. Gejala: dapat diketahui setelah membuka pembungkus tongkol, biji-biji jagung berwarna merah jambu atau merah kecoklatan kemudian berubah menjadi warna coklat sawo matang. Pengendalian: (1) menanam jagung varietas tahan, pergiliran tanam, mengatur jarak tanam perlakuan benih; (2) GLIO diawal tanam.

Catatan: Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan perekat perata AERO 810, dosis ± 5 ml (1/2 tutup)/tangki.

  • PERSIAPAN LAHAN



Catatan: pada lahan gembur/subur, bisa langsung dibuat lubang tanam(tanpa olah tanah/TOT)

  1. Sangat dianjurkan melakukan olah tanah dan pembuatan drainase sebelum penanaman.
  2. Taburkan DOLOMIT ± 100-200 kg/ha saat pengolahan tanah (sebaiknya ± 1-2 minggu sebelum tanam).
  • PERSIAPAN BENIH


  1. kebutuhan benih jagung = ± 20-30 kg/ha
  2. Rendam Benih,Rendam dalam larutan POC NASA ± 5 cc / liter selama ± 12 jam
  3. Tiriskan dan inokulasikan (campurkan) benih dengan Natural GLIO secukupnya.
  • PENANAMAN

Catatan: populasi ± 66700 tanaman perhektar


  1. Buat lubang tanam dengan jarak tanam 20x60 cm atau 25x75 cm
  2. Masukkan 1 benih perlubang tanam.
  3. Tutup dengan abu sekam basah, atau pupuk kandang matang.
  • PENYIANGAN (PENDANGIRAN)DAN PEMBUMBUNAN
  1. Penyiangan ( pendangiran) dan pembumbunan dilakukan pada usia ± 15-20 dan ± 35-40 hari setelah tanam.
  • PEMUPUKAN
  1. Buat lubang pemupukan untuk setiap umur (lihat tabel).


Umur
(hst)
Jarak
Lubang Pupuk
Urea
(kg/ha)
TSP
(kg/ha)
Kcl
(kg/ha)
SPRNASA
(kg/ha)
POC
NASA
(CC)
HORMONIK
(CC)
PESTONA
(CC)
BVR
(gr)
0-7
± 5 CM
±150
±50
±50
3-6
-
-
-
-
15
-
-
-
-
-
±30-50
±10
±50-70
-
21
±10 CM
±150
±50
±50
-
-
-
-
-
30
-
-
-
-
-
±40-80
±10
-
±10
42
±15 CM
±150
-
-
-
-
-
-
-
45
-
-
-
-
-
±40-80
±10
-
±10






Keterangan:
Aplikasi SUPER NASA dicampur dan dimasukkan lubang pemupukan bersamaan dengan Urea, TSP, dan Kcl.


Keterangan: 
Usia 15, 30, 45 hst: Semprot POC NASA (± 5 tutup) + HORMONIK (± 1 tutup) + AERO 810 1/2 per tangki volume ± 15 liter (kebutuhan per aplikasi ± 20-30 tangki per hektar)

  • PENCEGAHAN HAMA
  1. Semprot PESTONA ±5-10 tutup/tangki + AERO 810 1/2 tutup/tangki (sebaiknya rutin tiap 5-10 har)
  2. Semprot BVR ± 30 gr/tangki (selang-seling dengan PESTONA, interval 5-10 hari).
  • PANEN DAN PASCA PANEN

  1. Ciri dan Umur Panen ==> Umur panen 86 - 96 hari setelah tanam. Jagung untuk sayur (jagung muda, baby corn) dipanen sebelum bijinya terisi ppenuh (diameter tongkol 1 - 2 cm), jagung rebus / bakar, dipanen ketika matang susu dan jagung untuk beras jagung, pakan ternak, benih, tepung dll dipanen jika sudah matang fisiologis.
  2. Cara Panen ==> Putar tongkol berikut kelobotnya / patahkan tangkai buah jagung.
  3. Pengupasan ==> Dikupas saat masih menempel pada batang atau setelah pemetikan selesai, agar kadar air dalam tongkol dapat diturunkan sehingga cendawan tidak tumbuh.
  4. Pengeringan ==> Pengeringan jagung dengan sinar matahari _7 - 8 hari) hingga kadar air 9 - 11% atau dengan mesin pengering.
  5. Pemipilan ==> Setelah kering dipipil dengan tangan atau alat pemipil jagung.
  6. Penyortiran dan Penggolongan ==> Biji-biji jagung dipisahkan dari kotoran atau apa saja yang tidak dikehendaki (sisa-sisa tongkol, biji kecil, biji pecah, biji hampa, dll). Penyortiran untuk menghindari serangga jamur, hama selama penyimpanan dan menaikkan kualitas panen.

PEMESANAN HUBUNGI :
SMS/WA : 085732846757 / 081216233789






Tidak ada komentar:

Posting Komentar