Sabtu, 17 Februari 2018

PETUNJUK BUDIDAYA PENGGEMUKAN SAPI POTONG

PETUNJUK 
BUDIDAYA PENGGEMUKAN
SAPI POTONG


I. PENDAHULUAN
Peternakan sapi potong di Indonesia sebagian besar masih berskala kecil sehingga perlu diusahakan secara komersial dan intensif. Hal ini diperlukan karena adanya pertambahan penduduk yang terus meningkat setiap tahunnya sekitar 1,24% dan semakin meningkatnya daya beli masyarakat. Kebutuhan daging sapi selama ini belum mencukupi peermintaan pasar, sehingga masih mengandalkan impor daging sapi. PT. NATURAL NUSANTARA dengan prinsip K-3 (Kuantitas, Kualitas, dan Kesehatan) berupaya membantu budidaya sapi potong dengan sasaran peningkatan kualitas dan kuantitas daging sapi dengan tetap menjaga kesehatan dan keramahan lingkungan sekitar kandang.

II. PENGGEMUKAN
Penggemukan sapi adalah pemeliharaan sapi dewasa dalam keadaan kurus untuk ditingkatkan berat badannya melalui pembesaran daging dalam waktu relatif singkat (2-4 bulan).

III. JENIS-JENIS SAPI POTONG
A. Sapi bali
Ciri-cirinya sebagian besar tubuh bewarna merah dengan warna putihpada kaki dari lutut ke bawah dan pada pantat, punggungnya bergaris warna hitam (garis belut). Keunggulan sapi ini dapat beradaptasi dengan baik pada lingkungan yang baru. Sapi bali termasuk kedalam sapi lokal yang hampir terdapat di sebagian besar wilayah indonesia.
B. Sapi ongole
Cirinya sebagian besar tubuhnya berwarna putih dengan warna hitam dibeberapa bagian tubuh, bergelambir dan berpunuk serta adaptasinya baik. Jenis ini telah disilangkan dengan sapi madura, keturunannya disebut Peranakan Ongole (PO) cirinya sama dengan sapi Ongole tetapi kemampuan produksinya lebih rendah.
C. Sapi brahmana
Memiliki ciri bewarna coklat hingga coklat tua, dengan warna putih dengan warna putih pada bagian kepala. Daya pertumbuhannya cepat sehingga menjadi primadona atau unggulan sapi potong di indonesia.
D. Sapi limousin
Tubuh bewarna hitam bervariasi dengan warna merah bata dan putih, terdapat warna putih pada moncongnya, tubuh berukuran besar dan mempunyai tingkat produksi daging dan pertumbuhan yang lebih baik dari jenis sapi yang lain dan cukup adaptif di daerah tropis.
E. Sapi simmental 
Merupakan tipe sapi perah dan pedagin, warna bulu coklat kemerahan (merah bata), dibagian muka dan lutut kebawah serta ujung ekor ber warna putih, sapi jantan dewasanya mampu mencapai berat badan 1150 kg sedang betina dewasanya 800 kg. Sapi jenis simmental kurang bagus tinggal didaerah panas karena dapat mengurangi nafsu makannya.

IV. PEMILIHAN BIBIT
Bibit bakalan sapi yang baik untuk penggemukan adalah sebagai berikut :

  1. Telah berumur minimal 1,5 tahun. Lebih baik lagi bila telah berumur 2 tahun, berat badan sekitar 260-300 kg.
  2. Matanya tampak cerah dan bersih.
  3. Tidak terdapat tanda-tanda terganggu pernafasannya serta dari hidung tidak keluar lendir.
  4. Kukunya tidak terasa panas bila diraba.
  5. Tidak terlihat adanya penyakit parasit pada kulit dan bulunya.
  6. Tidak terdapat adanya tanda-tanda mencret pada bagian ekor dan dubur.
  7. Tidak ada tanda-tanda kerusakan kulit dan kerontokan bulu.
  8. Untuk penggemukan, sebaiknya memilih sapi jantan.
Cara menghitung perkiraan bobot badan sapi dengan menggunakan pita ukur (angka berwarna hitam/cm) :

Rumus Schoorl W=(L+22)2/100
Keterangan : 
W : bobot badan/kg
L : lingkar dada/cm

V. PERKANDANGAN
Pembuatan kandang untuk tujuan penggemukan (kereman) biasanya berbentuk tunggal apabila kapasitas ternak yag dipelihara hanya sedikit. Namun, apabila kegiatan penggemukan sapi ditujukan untuk komersial, ukuran kandang harus lebih luas dan lebih besar sehingga dapat menampung jumlah sapi yang lebih banyak.

Ukuran kandang yang dibuat untuk seekor sapi jantan dewasa adalah 1,5 x 2 m  atau 2,5 x 2 m, sedangkan untuk sapi betina dewasa adalah 1,8 x 2 m dan untuk anak sapi cukup 1,5 x 1 m per ekor, dengan tinggi atas 2- 2,5 m dari tanah. Temperatur di sekitar kandang 25 - 40 derajat Celcius (rata - rata 33 derajat Celcius) dan kelembaban 75%. Lokasi pemeliharaan dapat dilakukan pada dataran rendah(100-500 m) hingga dataran tinggi (> 500 m).

Lantai kandang dibuat padat, lebih tinggi dari pada tanah sekelilingnya dan agak miring kearah selokan di luar kandang. Maksudnya adalah agar air yang tampak, termasuk kencing sapi mudah mengalir ke luar kandang dan lantai kandang tetap kering.

Bahan kontruksi kandang adalah kayu gelondongan atau papan dari kayu yang kuat. Kandang sapi tidak boleh tertutup rapat, tetapi agak terbuka agar sirkulasi udara didalamnya lancar. Lantai kandang harus diusahakan tetap bersih guna mencegah timbulnya berbagai penyakit.

Tempat pakan dan minuman sebaiknya dibuat di luar kandang, tetapi masih dibawah atap. Tempat pakan dan minum dibuat agak lebih tinggi agar pakan yang diberikan tidak diinjak-injak/ tercampur kotoran.

VI. PAKAN
Pakan utama yang umum diberikan berupa hijauan segar, seperti rumput gajah, rumput raja, legum (daun lamtoro, daun turi). Khusus legume dan aneka dan aneka hijauan sebelum diberi pada ternak sebaiknya dilayukan teerlebih dahulu 2-3 jam dibawah terik matahari untuk menghilangkan racun dan getah yang ada dalam hijaun tersebut.

Selain pakan hijauan, dapat juga ditambah dengan pakan padat/konsentrat. Jenis yang dapat digunakan adalah berkatul, ampas tahu, ketela pohon (dicacah dahulu) dengan komposisi 40% berkatul 40% ampas tahu dan 20% ketela pohon.

Waktu pemberian pakan diatur 2 (dua) kali sehari pagi dan sore dalam bentuk pakan hijauan dan konsentrat. Jumlah pemberian hijauan ± 10% dari bobot badan sapi, lebih baik di potong-potong (2-5 cm) biar lebih mudah dicerna. Jumlah pemberian konsentrat 1-2% dari bobot badan sapi, sebaiknya konsentrat diberikan ± 2 jam sebelum pemberian pakan hijauan. Tujuannya adalah agar proses pencernaan berjalan secara optimal dan untuk merangsang aktivitasmikroorganisme dalam rumen, terutama bakteri selulotik yang akan meningkatkan kecernaan bahan kering dan bahan organik pakan ternak

Selain pemberiaan rumput dan konsentrat, masih dibutuhkan pakan pelengkap yang mengandung gizi ternak lengkap yang belum terdapat pada hijauan dan konsentrat untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan produksi ternak, maka PT. NATURAL NUSANTARA (PT. NASA) mengeluarkan pakan suplemen khusus ternak yaitu VITERNA Plus, POC NASA dan TANGGUH PROBIOTIK. Produk ini menggunakan teknologi vitamin, mineral dan probiotik yang diciptakan dengan pendekatan fisiologis tubuh sapi dengan meneliti berbagai nutrisi yang dibutuhkan sapi.
VITERNA Plus dan POC NASA mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak sapi, yaitu :

  • Vitamin lengkap yang berfungsi untuk berlangsungnya proses fisiologis tubuh yang normal dan meningkatkan ketahanan tubuh sapi dari serangan penyakit.
  • Mineral -mineral lengkap sebagai penyusun tulang, darah dan berperan dalam sintesis enzim untuk memperlancar proses metabolisme dalam tubuh.
Cara penggunaan VITERNA Plus dan POC NASA adalah dengan dicampurkan dalam kombiran pakan konsentrat atau air minum sapi, dengan dosis : VITERNA dan POC NASA masing-masing setegah tutup botol/ekor setiap hari 2 kali pada pemberinan pakan pagi dan sore.

TANGGUH PROBIOTIK sebagai sumber mikrobia untuk membantu proses penguraian pakan pencernaan dalam tubuh sapi sehingga pertumbuhan dan produksi sapi dapat lebih optimal. Dosisnya: 1 tutup botol TANGGUH PROBIOTIK perekor perhari, dicampur pada pakan konsentrat atau air minumnya.

Untuk pembuatan pakan fermentasi sapi, dosisnya: 4 tutup botol TANGGUH PROBIOTIK ditambah 2 tutup botol VITERNA per 100 kg bahan pakan fermentasi seperti jerami, rumput-rumput dan hijauan lainnya.

Keunggulan produk PT. NASA pada sapi potong :
  • Berasal dari bahan alami/organik, bukan dari bahan-bahan kimia atau sintetik
  • Merupakan pakan tambahan yang berperan sebagai sumber mineral dan vitamin serta beberapa protein 
  • Mampu menggantikan pemberian vitamin dan mineral kimia/sintetik 
  • Meningkatkan nafsu makan dan kesehatan sapi
  • Mempercepat adaptasi sapi terhadap pakan, pada saat pertama kali masuk kandang
  • Mengurangi kestresan pada sapi, baik pada saat masuk kandang peertama kali, setelah sapi divaksinasi atau saat sapi dalam proses pengobatan 
  • Mempercepat pertumbuhan sapi
  • Mengurangi bau kotoran
  • Meningkatkan kualitas daging sapi dengan warna lebih merah, padat dan rendah lemak
VII. PENGENDALIAN PENYAKIT
Beberapa penyakit yang dapat menyerang sapi adalah : 1) Penyakit parasit (kudis, kutu, cacingan); 2) Penyakit bakterial (Antarks, cacar mulut, Busuk kuku); 3) Penyakit virus; 4) Penyakit lain (Keracunan sianida, Kembung perut, Keguguran). Hal penting dalam pengendalian penyakit adalah meningkatkan kesehatan ternak dan kebersihan kandang dan lingkungan sekitarnya serta monitoring/pengamatan yang kontinyu pada ternak sapi sehingga apabila terdapat gejala penyakit, segera dapat diketahui jenis penyakit tersebut dan cara pencegahan dan pengobatannya.

PEMESANAN HUBUNGI :
085732846757 / 081216233789


Tidak ada komentar:

Posting Komentar