Jumat, 19 Januari 2018

TEKNIS BUDIDAYA PADI TEKNOLOGI ORGANIK NASA

TEKNIS BUDIDAYA
PADI
DENGAN TEKNOLOGI ORGANIK NASA




  • HAMA & PENYAKIT PADA TANAMAN 
HAMA PADI
  1. Hama Putih (Nymphula depunctalis), Gejala: menyerang daun bibit, kerusakan berupa titik-titik yang memanjang sejajar tulang daun,ulat menggulung daun padi. Pengendalian: (1) Pengaturan air yang baik, penggunaan bibit sehat, melepaskan musuh alami, menggugurkan tabung daun; (2) menggunakan BVR atau pestona.
  2. Padi Thrips (thrips oryzae), Gejala; daun menggulung dan berwarna kuningsampai kemerahan, pertumbuhan bibit terhambat, pada tanaman dewasa gabah tidak berisi. pengendalian : BVR atau pestona.
  3. Wereng penyerang batang padi : Wereng padi coklat (Nilaparvata lugens), wereng padi berpunggung putih (sogatella furcifera) dan wereng penyerang daun padi: wereng padi hijau (Nephotettix apicalis dan N.impicticep). Merusak dengan cara mengisap cairan batang padi dan dapat menularkan virus.Gejala: tanaman padi menjadi kuning dan mengering, sekelompok tanaman seperti terbakar, tanaman yang tidak mengering menjadi kerdil. Pengendalian: (1)bertanam padi serempak, menggunakan varitas tahan wereng seperti IR 36, IR 48, IR 64, Cimanuk, Progo dsb, membersihkan lingkungan, melpas musuh alamiseperti laba-laba, kepinding dan kumbang lebah; (2) penyemprotan BVR
  4. Walang Sangit (Leptocoriza acuta), menyerang buah padi yang masak susu. Gejala buah hampa atau berkualitas rendah seperti berkerut, berwarna coklat dan tidak enak; pada dan terdapat bercak berkas isapan dan bulir padi berbintik-bintik hitam. Pengendalian: (1) bertanam serempak, peningkatan kebersihan, mengumpulkan dan memusnahkan telur, melepas musuh alami seperti jangkrik, laba-laba; (2) penyemprotan BVR atau PESTONA.
  5. Kepik Hijau (Nezara Viridula), menyerang batang dan buah padi. Gejala pada batang tanaman terdapat bekas tusukan, buah pasdi yang diserang memiliki noda bekas isapan dan pertumbuhan tanaman terganggu. Pengendalian: mengumpulkan dan memusnahkan telur- telunya, penyemprotan BVR atau PESTONA.
  6. Penggerek batang padi, Terdiri atas penggerek batang padi putih (Tryporhyza innotata), kuning (T. incertulas), bergaris (chilo supressalis) dan merah jambu (sesamia inferens). Menyerang batang dan pelepah daun. Gejala: pucuk tanaman layu, kering berwarna kemerahan dan mudah dicabut,daun mengering dan seluruh batang kering. Kerusakan pada tanaman muda disebut hama "sundep" dan pada tanaman bunting (pengisan biji) disebut "beluk". Pengendalian: (1) menggunakan varitas tahan, meningkatkan kebersihan lingkungan, menggenangi sawah selama 15 hari setelah panen agar kepompong mati, membakar jerami; (2) menggunakan BVR atau PESONA.
  7. Hama tikus (Rattus argentiventer), Menyerang batang muda (1-2 bulan) dan buah. Gejala: adanya tanaman padi yang roboh pada petak sawah dan pada serangan hebat ditengah petak tidak sada tanaman, tanam serempak sanitasi, gropyokan, melepas musuh alami seperti ular dan burung hantu.
  8. Burung, Menyerang menjelang panen, tangkai buah patah, biji berserakan. Pengendalian: mengusir dengan bunyi-bunyian atau orang-orangan.
  • PENYAKIT PADI
  1. Penyakit bercak daun coklat, Penebab: jamur Helmintosporium oryzae,. Gejala: menyerang pelepah, malai, buah yang baru tumbuh dan bibit yang baru berkecambah. Biji berbercak-bercak coklat tetapi tetap berisi, padi dewasa busuk kering, biji kecambah busuk dan kecambah mati. Pengendalian (1) merendam benih di air hangat + POC NASA (2) Pemupukan berimbang; (3) tanam padi tahan penyakit ini.
  2. Penyakit Blast, penyebab: jamur Pyricularia oryzae. Gejala: menyerang daun, buku pada malai dan ujung tangkai malai. Daun, gelang buku, tangkai malai dan cabang didekat pangkal malai membusuk. Pemasakan makanan terhambat dan butira padi menjadi hampa. Pengendalian: (1)membakar sisa jerami, menggenangi sawah, menanam varitas unggul sentani,cimandiri IR-48, IR-36, pemberian pupuk N di saat pertengahan fase vegetatif dan fase pembentukan bulir; (2) pemberian GLIO di tanam.
  3. Busuk pelepah daun, Penyebab: jamur Rhizoctonia sp. Gejala: menyerang daun dan pelepah daun pada tanaman yang telah membentuk anakan. Menyebabkan jumlah dan mutu gabah menurun. Pengendalian: (1) menanam padi tahan penyakit; (2) pemberian GLIO pada saat pembentukan anakan.
  4. Penyakit fusarium, Penyebab; jamur fusarium moniliforme. Gejala: menyerang malai dan biji muda menjadi kecoklatan, daun terkulai, akar membusuk. Pengendalian: (1) merenggangkan jarak tanam; (2) mencelupkan benih + POC NASA dan disebari GLIO dilahan.
  5. Penyakit kresek / hawar daun, Penyebab: bakteri (Xanthomonas campestris pv oryzae) Gejala: menyerang daun dan titik tumbuh. Terdapat garis-garis diantara tulang daun, garis melepuh dan berisi cairan kehitam-hitaman, daun mengering dan mati. Pengendalian: (1) menanam varitas tahan penyakit seperti IR 36, IR 46, Cisadane, cipunegara, menghindari luka mekanis, sanitasi lingkungan; (2) pengendalian di awal dengan GLIO.
  6. Penyakit kerdil, Penyebab: virus di tularkan oleh wereng coklat nilaparvata lugens. Gejala: menyerang semua bagian tanaman, daun menjadi pendek, sempit, berwarna hijau kekuning-kuningan, batang pendek, buku-buku pendek, anakan banyak tetapi kecil. Pengendalian: sulit dilakukan, usaha pencegahan dengan memusnahkan tanaman yang terserang dan mengendalikan vekor dengan BVR atau PESTONA.
  7. Penyakit tungro, penyebab: virus yang ditularkan oleh wereng hijau Nephotettix impicticeps. Gejala: menyerang semua bagian tanaman, pertumbuha tanaman kurang sempurna, daun kering hingga kecoklatan, jumlah tunas berkurang, pembungaan tertunda, malai kecil dan tidak kelara, IR 52, IR 36, IR 48, IR 54, IR 46, IR 42 dan mengendalikan vektor virus dengan BVR
Catatan : jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasidapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan perekat perata AERO 810, dosis +5 ml setengah tutup tangki.


Persiapan Benih


  1. Kebutuhan benih 20-40 kg/ha
  2. Benih padi direndam dalam air selama 6-12 jam 
  3. dengan larutan POC NASA dosis 2-5 cc/liter
  4. Tiriskan dan peram selama 1-2 malam hingga benih berkecambah

  1. Siapkan lahan persemaian seluas 20-40 m2 untuk setiap 1 kg benih.
    Persemaian diairi dengan berangsur sampai 3-5 cm.

    Semprot persemaian dengan melihat tabel berikut:
    POC NASA + HormonikNatural BVRPESTONA
    4 : 1 tutup/tangki1 sdm/tangki7 tutup/tangki
    umur 2 mingguumur 2 mingguumur 3 minggu
  2. Olah lahan tanam:
Catatan: Dolomit dan TSP idealnya kurang lebih 2 minggu sebelum tanam SUPERNASA dan Urea sebaiknya 0 hst (menjelang atau saat tanam)

Pindah Tanam 

  • Lakukan pemindahan tanaman (bibit saat umur 18-25 hari setelah semai (hss) yaitu saat bibit memiliki 5-7 daun atau 3-5 anakan.
  • Jarak tanam dapat berupa jarak tanam tegel 25 cm x 25 cm, atau jarak tanam legowo 40 cm x 20 cm x 10 cm, yaitu mengilangkan satu baris setiap menanam dua baris, serta dalam baris dipadatkan.

Pemeliharaan Tanaman Padi

  • Pemupukan I umur 15-20 setelah tanam: Urea 100 kg/ha + NPK 100 kg/ha
  • Pemupukan II umur 40-45 setelah tanam: Urea 50 hg/ha + NPK 200 kg/ha + Power Nutrition 3-6 kg/ha
  • Penyemprotan POC NASA : 4-5 tutup + hormonik  1-2 tutup per tangki pada umur 15, 30, 45 hari setelah tanam

Catatan: Saat penyemprotan dapat ditambah dengan PESONA atau BVR
Teknis Budidaya Padi Nasa 04a
Jaga ketinggian air di sawah setinggi kurang lebih 3 cm selama 3-5 hari, untuk mempercepat pertumbuhan bibit dan menghambat gulma
Teknis Budidaya Padi Nasa 04b
Tambah penggenangan air sampai 5 cm selama masa pembungaan dan pengisian bulir. Jika jumlah air terbatas, lakukan penggenangan dan pengeringan bergantian

Secara bertahap, kurangi penggenangan pada usia 2 minggu sebelum panen, sampai lahan benar-benar kering saat panen.

Hubungi: 085732846757/081216233789

Tidak ada komentar:

Posting Komentar